5 Agustus 2013

Jodoh? Makhluk yang masih menjadi rahasia Ilahi. Gitu kalau saya mendefinisikannya. Entah dari mana datangnya ide untuk menulis sedangkan saya sendiri belum tau jodohnya siapa. Tepatnya, berjodoh dengan siapa fufufu~
Tapi dari ke enam pasangan di rumah (bapak-ibu dan kakak-kakak ipar), saya bisa menemui arti jodoh itu sendiri seperti apa.

1. Bapak dan Ibu
Kalau mau dibilang, usia mereka terpaut jauh. 10 tahun. Tapi tetap rasanya masih menjadi pasangan serasi, bahkan paling serasi kalau di rumah. Keduanya punya sifat sama. Sama-sama tunduk dengan agama. Keduanya juga mempunyai sifat lembuit, tegas, bahkan kadang lucu. Juga keduanya jujur dan dapat dipercaya.
Ada juga sifat saling melengkapi di sini. Kalau bapak marah, ibu tidak pernah ikut marah malah mengalah dengan sabar. Kalau ibu marah, bapak tidak pernah kepancing marah juga malah bicara dengan lembut (aduh, terharu T^T )


2. Kuyung Agung dan mbak Wiwit
Kuyung Agung (Agung Budi Setiawan) adalah kakak saya yang sulung. Kalau kalian bertemu dengannya, boleh dibilang dia paling pendek di keluarga. Menikahi gadis Malang, namanya Wiwit (saya tidak tahu nama panjangnya apa). Sekarang tinggal di Batam. Keduanya memiliki sifat yang lembut. Kakak sulung yang bijaksana dengan gadis jawa yang lembut, gimana nggak anteng coba. Menikah pada tahun 1997, sewaktu usia saya masih 3 tahun. Sekarang tinggal di Batam, dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Arya Wibisono.

kuyung Agung dan Arya
3. Kuyung Aan dan Mbak Wati
Kuyung Aan (Ramelan Atmajaya) menikahi seorang gadis Solo bernama Wati (sama seperti mbak Wiwit, kagak tahu ane nama panjangnya siapa). Keduanya punya sifat yang cool kalau saya amati. Tapi, kalau kuyung, kalau lagi ngobrol dengan sanak saudara, cool-nya itu seolah disimpan dulu dan terjadilah percakapan khas sekayu dengan kelakar-kelakar -____-
Sayangnya mereka belum dikaruniai momongan. Giat terus ya *eh :)

 


4. Kuyung Ani dan Yuk Dian
Kuyung Ani (Ahmad Rohani) dan Yuk Dian (Diana). Keduanya asli orang Sekayu. Hanya saja Sekayu-nya Yuk Dian itu tergolong Sekayu yang belum ke dalam-dalam. Gini lho maksudnya, Sekayu yang bahasanya nggak terlalu kasar dari kebanyakan orang Sekayu. Mana pula, dia berjilbab, lebar.
Keduanya memiliki sifat suka bercanda. Kalau bercanda suka kelihatan seperti adik kakak yang berkelahi, tapi tetap lucu.
Sekarang sedang mengandung anak pertama mereka. Yuhuu ~



5. Kuyung Arpan dan Yuk Imah
Kuyung Arpan (Muhammad Harpani) dan yuk Imah (Muslimahini) menikah sewaktu saya duduk di bangku kelas 2 SMP. Sebenarnya, ayuk ipar inilah yang menuntun saya secara tidak langsung menemui fitrah saya sebagai muslimah dan menemukan hidayahnya, Berhijab. Alhamdulillah ~ Sekarang sudah dikaruniai dua orang anak, Satunya Siti Nayla Adz-Zikrah dan adiknya, Muhammad Fatir Maulana.
Kuyung Arpan menemukan yuk Imah sewaktu sedang mengikuti outbond ke hutan. Rombongan yuk Imah semuanya beranggotakan perempuan, jadilah kelompok kakak saya laki-laki mendampingi kelompok akhwat itu dan ternyata dari sana Allah gariskan hingga sekarang. Keduanya tampak anteng, juga sederhana. Yuk Imah nggak neko-neko, apa yang diberi suami, itulah yang ia pakai/gunakan. Ayuk ipar paling lembut kalau mau dibilang. Paling mungil juga. :3
Pernah mengalami suatu musibah kemalingan. Paling menangisi dan merasa trauma, tapi tidak pernah menyalahkan sang abi yang lalai mengunci pagar dan pintu depan rumah.
Yung Arpan dan Nayla

Yuk Imah



6. Kuyung Ruri dan Yuk Yani
Kisah cinta antara kuyung Ruri (Ahmad Zuhri) dengan yuk Yani (Aprililianti) tergolong dalam cerita-cerita FTV kebanyakan. Yah, gimana nggak. Keduanya pernah berada dis atu sekolah sewaktu SMP. Kakak pergi merantau ke Jogja untuk kuliah di salah satu universitas terkemuka di sana, dan ada percakapan sore itu tentang keinginan dia dengan salah seorang guru SMA (ini sewaktu lagi jalan-jalan sore keliling Sekayu setelah beberapa tahun dia wisuda) :
"Dek, tau dak dengan bu April?"
(Kalau nggak salah gitu pertanyaannya)
Waktu itu miss April masih berstatus guru di SMA Rahmaniyah Sekayu dan akhirnya pindah ke SMAN 2 Sekayu-menjadi guruku pula pada akhirnya. Hingga sewaktu saya duduk di bangku kelas 3 SMA, mereka menikah dengan jalan berta'aruf ^^


7. Dek Kiki dan ...
Aduh, lupa ya kalau masih ada sisa satu yang belum menikah. Hohoho... Beda usia saya dengan kakak saya berjarak 9 tahun -___- itulah kenapa sewaktu saya lahir, gempar semua 1 komplek itu karena memang masa-masa itu ibu sudah masuk usia menopause. Kalau mau dibilang jodoh saya seperti apa, ya saya jawab 'Seperti inilah'. Hanya saja saya khawatir nanti saya mendapatkan jodoh yang 'Kalau kalem, anggun banget. Tapi kalau sudah konslet, tau sendiri gimana'. Sepertinya itu mendinga. Nah, kalau punya jodoh yang ambekan ? -___- Sifat anak bungsu banget itu, tapi semoga jodoh saya nanti bisa menghargai, bisa memaklumi keadaan saya dan keluarga saya. Foya-foya insya Allah bukan ajaran yang bapak dan ibu juga kakak-kakak saya ajarkan.

~~~

Sering bete juga liat ada foto dipajang di dinding ini. =3
Haha, iya. Sebenarnya ada sisa satu foto lagi untuk dipajang foto saya meski bukan foto pernikahan tapi ibu melarang kalau foto yang dipajang di sana cuma untuk yang sudah menikah. Lha, kalau foto saya nggak dipajang, nanti nggak ada yang tahu kalau saya ini adalah bagian dari keluarganya bapak Hamid -____-

Jadi, kalau dari pembaca sekalian yang siapa tahu jadi jodoh saya, saya pesankan, pintar-pintarlah mengambil hati bapak. Juga nanti jangan mudah tersinggung atau 'huft' kalau beliau sudah berbicara sesuatu yang tidak berkenan ^^
Juga ada satu hal yang patut dicatat, Bapak bukan orang yang matre dan tidak suka dengan orang yang menyombongkan sesuatu. Itu saja sih. Hehehe... Maklum, anak gadis bapak.

Khimar Biru . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates