5 Oktober 2022
28 September 2022
ASUS Vivobook Pro 14 Oled (M3400), Laptop Banyak Bisanya untuk yang Serba Bisa
25 September 2022
Part of My Life : Merasakan Melahirkan dengan Operasi Caesar
![]() |
(Sumber : hellosehat.com) |
![]() |
(Sumber : tirto.id) |
9 Desember 2021
Part of My Life : Anak Kedua Hadir Saat Aku Masih Meraba Jalan Menjadi Seorang Ibu
28 November 2021
Part of My Life : Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS tahun 2020
Penantian untuk bisa segera berstatus 100% PNS berujung sudah. Ada sebuah file diunggah di grup khusus CPNS Prabumulih 2018. File itu berisikan surat pemberitahuan akan diadakannya Pelatihan Dasar atau Latsar bagi seluruh CPNS Prabumulih tahun 2018. Kalian sudah tahu tentang Latsar? Menurut Peraturan LAN No. 1 Tahun 2021, Pelatihan Dasar (Latsar) adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelaksanaan Latsar di tahun milenial cukup banyak perubahan dan perbedaan dari kegiatan yang sebelumnya. Waktu pelaksanaan yang cukup panjang, materi yang diberikan, dan diakhiri dengan kegiatan seminar Aktualisasi. Seminar Aktualisasi ini dihubungkan dengan penerapan nilai-nilai materi yang didapat selama Latsar dengan bidang pekerjaan kita. Mudahnya seperti saat kita mengerjakan ujian Tugas Akhir atau skripsi saat kuliah dulu.
Hal ini tentulah menjadi hal yang baru bagi dunia per-CPNS-an karena berdasarkan cerita dari para PNS senior, seminar Aktualisasi ini dulunya tidak ada. Kegiatan mereka hanya belajar dan mengerjakan tugas. Itupun dilaksanakan tidak lebih dari satu bulan. Karena ini adalah kali pertama, aku hanya bisa bertanya dengan teman-temanku yang sudah punya pengalaman Latsar di daerah lain.
![]() |
![]() |
Pelaksanaan Latsar ini tentu tidak berbarengan untuk angkatan tahun 2018. Kami dibagi menjadi empat gelombang. Gelombang satu, dua, dan tiga khusus untuk golongan III. Sedangkan kami yang golongan II/c mesti menunggu giliran di gelombang terakhir alias gelombang keempat. Pelaksanaan Latsarpun tidak selancar yang diharapkan karena sempat ditunda beberapa bulan akibat munculnya wabah Covid-19 di kota Prabumulih, kota pertama yang terjangkit Covid-19 di luar pulau Jawa. Jadi, yang sudah masuk asrama dipulangkan ke rumah masing-masing. Tapi seling beberapa bulan, kegiatan Latsar dilaksanakan lagi. Para peserta kembali masuk ke Asrama DIKLAT dengan protokol kesehatan yang ketat tentunya karena kalau dipikir-pikir, akan sangat lama kami menyandang status CPNS kalau kegiatan Latsar ditunda lagi. Apalagi Latsar untuk tahun ini pelaksanaannya cukup lama, kurang lebih 3 bulan.
Aku yang kala itu tengah mengandung anak pertama, agak khawatir juga dengan ketidakpastian pelaksanaan Latsar ini. Kekhawatiranku itu muncul karena aku akan segera memasuki bulan persalinan. Kekhawatiran berikutnya akan mengganggu waktu cutiku sedangkan aku belum pulih betul. Dan kekhawatiran lainnya, kalau tidak ikut Latsar, terpaksa ikut Latsar di tahun berikutnya.
Tapi Allah Maha Baik. Tiga bulan aku cuti melahirkan, tidak ada tanda-tanda akan dilaksanakannya Latsar untuk golongan II/c. Masih untuk para peserta golongan III. Tentu aku agak tenang hingga aku kembali ke perantauan lagi seminggu sebelum waktu cutiku usai.
Pertengahan bulan September aku kembali masuk kerja seusai cuti melahirkan yang cukup panjang. Selama aku di sini, aku masih ditemani kedua orang tuaku. Mereka siaga menunggu sampai aku mendapatkan kepastian kapan akan dilaksanakannya Latsar agar mereka bisa mengasuh anakku, Bagas yang saat itu masih berusia tiga bulan.
![]() |
Berminggu-minggu lamanya akhirnya ada juga panggilan untuk melaksanakan kegiatan Latsar, tepatnya di bulan Oktober di tanggal 12. Sehari sebelum menginap di asrama, para peserta dipersilahkan untuk memasukkan pakaian dan barang-barang bawaan ke asrama. Di depan pintu kamar masing-masing sudah tertulis nama-nama peserta yang akan tinggal bersama siapa selama di asrama. Beberapa temanku lainnya bercampur dengan peserta lain dari instansi lain. Sedangkan aku masih satu kamar dengan sesama teman di RSUD, yaitu Neni, Jeje, dan Ayu. Tidak butuh waktu lagi untuk mengakrabkan diri karena berasal dari instansi yang sama.
***
Hari pertama pelaksanaan Latsar, kami berkumpul di sebuah ruangan yang akan menjadi kelas tempat kami belajar. Beragam manusia dengan latar yang berbeda-beda dipertemukan di sana. Tentu di hari pertama, semua orang akan duduk bersebelahan dengan teman yang ia kenal dan berasal dari instansi yang sama hingga akhirnya mulai berbaur dengan teman yang berasal dari instansi yang berbeda.
![]() |
Untuk gelombang keempat, sebagian besar berlatar belakang pendidikan D-III kesehatan. Sebagian kecil lainnya sekitar tiga orang berlatar belakang non kesehatan seperti protokoler, admin, dan akutansi. Meski begitu tak menjadi dinding tinggi antar kami untuk bisa membangun pertemanan.
Sebelum pemberian materi dari coach, tentu panitia Latsar yang dibentuk di bawah naungan departemen BKPSDM yang terlebih dahulu memberikan arahan pelaksanaan Latsar, jadwal, absensi, dan perlengkapan Latsar seperti tas dan alat tulis. Lalu, tak lupa bagian terpentingnya yaitu pengenalan nama-nama panitia. Walaupun pada awalnya tak mudah menghafal nama serta wajah dalam sekali pertemuan, tapi seiring berjalannya waktu hingga akhir kegiatan Latsar aku bisa mengingat wajah serta nama-nama dari semua panitia yang terlibat.
Yang kuingat di hari pertama pelaksanaan kegiatan belajar, ada seorang perempuan yang sudah tak muda lagi dengan style tas gunungnya memasuki ruangan. Beliau memperkenalkan dirinya. Beliau bernama Eva. Bu Eva yang akan mengajarkan materi pertama kami yaitu Dinamika Kelompok. Beliau memang bukan sembarang coach. Karena ia tahu peserta Latsarnya rata-rata berjiwa muda, maka ia hidupkan suasana kelas dengan lagu-lagu yang mengajak kami untuk berjoget. Sesekali diajaknya senam dengan koreografi ciptaannya sendiri. Tak urung memberikan games untuk mempererat kebersamaan kami.
![]() |
![]() |
Tak sampai di situ, kami juga disuruh membuat pantun beserta yel-yel khusus kelompok. Setelahnya barulah mempresentasikan makna dari ikon yang diambil, membaca pantun, juga beraksi dengan lagu yel-yel. Tak kusangka semua yang berada di dalam kelompokku adalah orang-orang yang enerjik juga anti malu (mungkin karena semua yang berada di dalam kelas semuanya perempuan jadi percaya diri ini meluap-luap) jadi bisa tampil maksimal dan menghidupkan suasana kelas.
***
Hampir setiap hari kegiatan pembelajaran diisi oleh materi dengan pembawaan coach yang berbeda-beda. Setiap materi itupun mengarahkan kami untuk menjadi seorang ASN yang berintegritas terhadap pekerjaan juga pengabdian terhadap negara. Di setiap akhir materi pasti akan ada diskusi kelompok, lakon peran, dan lain sebagainya. Dan materi yang sering disinggung juga lebih banyak pendalamannya adalah ANEKA yang merupakan akronim dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima hal tersebut dijelaskan secara mendetail agar kami paham dan bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-sehari menjadi aparatur sipil negara, bukan hanya sekedar teori di pelatihan dasar. ANEKA ini juga nantinya akan dimasukkan ke dalam aktualisasi yang mana setiap issue atau masalah yang sedang berkembang di tempat kerja akan disangkutpautkan dengan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI (Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik).
![]() |
Untuk mengetahui issue apa saja yang sedang terjadi di lingkungan kerja, tentu para peserta Latsar sebaiknya berkonsultasi dengan atasannya. Untuk aku yang bekerja di RSUD, tentu atasan pertama kali tempat berkonsultasi adalah kepala ruangan Instalasi Gizi. Karena masih dalam karantina asrama, tentu konsultasi masalah dan judul aktualisasi ini dilakukan lewat whatsapp. Sebelum berkonsultasi, para peserta Latsar disarankan untuk membuat lima issue atau masalah yang sedang berkembang di lingkungan kerja tapi diharapkan ada satu issue yang diprioritaskan sehingga baik peserta maupun pembimbing (dalam hal ini adalah atasan) akan lebih mudah memilih, menyimpulkan, dan mulai membuat proposal aktualisasi yang nantinya di akhir Oktober wajib dipresentasikan di depan penguji dan coach.
Coach Oktavianus Tampubolon adalah pembimbingku dan kesembilan orang lainnya yang tergabung dalam kelompok satu. Aku bersyukur menjadi tim dari coach Bolon-panggilan sehari-hari beliau-karena beliau orangnya santai, tidak mudah marah, diberikan penjelasan sedetil mungkin tapi tidak memaksa anak didiknya untuk mengikuti apa yang beliau sampaikan karena beliau mempercayakan semuanya kepada kami. Sesekali beliau memposisikan dirinya sebagai penguji dengan memberikan pertanyaan 'seandainya kamu ditanya begini...begitu...' sehingga kami yang belum siap dengan pertanyaan demikian bisa mempersiapkan diri, beliau juga membantu menjawab kalau dilihatnya kami bingung atau dirasanya jawaban kami kurang pas.
Sebelum memasuki masa-masa aktualisasi, kami melakukan kegiatan outbond yang termasuk ke dalam materi Bela Negara. Setiap peserta digabung dalam satu kelompok yang berbeda-beda. Tema kelompok kali ini adalah nama-nama karakter kartun. Aku masuk ke dalam kelompok Doraemon. Masing-masing kelompok diberikan satu lembar kain putih yang nantinya akan digambar sesuai karakter yang disepakati oleh masing-masing kelompok. Untuk pakaian olahraga, kami sepakat warna merah jambu karena kami perempuan semua.
![]() |
Kelompok "Doraemon" siap! |
***
![]() |
Ruang Ujian Proposal Aktualisasi |
![]() |
Please welcome... Kelompok satu bimbingan coach Oktavianus Tampubolon |
Setelah ujian proposal selesai dilaksanakan, kami semua kembali ke instansi masing-masing. Sekembalinya kami ke instansi ini bukan serta merta bisa bersantai ria melainkan masih berkaitan dengan agenda Latsar yaittu Aktualisasi Habituasi. Merealisasikan kegiatan kami yang tertulis di dalam proposal aktualiasi selama satu bulan, mulai dari 01 November hingga 30 November 2020. Semua kegiatan sudah terjadwalkan dan detail kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan juga sudah dirunut di dalam tabel di proposal aktualisasi. Jadi saat ujian akhir aktualisasi nanti, yang ditampilkan adalah dokumentasi kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan bersamaan dengan bukti-bukti fisik yang dilampirkan di dalam berkas seperti kuesioner, foto, dan leaflet.
Selama itu pula setiap selesai melakukan satu kegiatan wajib konsultasi dengan coach via whatsapp agar kita segera tahu apa yang kurang dan salah sehingga bisa langsung diperbaiki. Kalau sudah fiks dengan satu kegiatan, bisa langsung lanjut ke kegiatan berikutnya. Begitu seterusnya sampai tiba akhirnya di pertengahan Desember ujian akhir aktualisasi yang beriringan dengan penutupan kegiatan Pelatihan Dasar.
Saat semua rangkaian kegiatan Pelatihan dasar selesai, lega rasanya. Banyak momen yang terlewatkan dengan buah hati tercinta seperti jadwal imunisasinya, menyusuinya secara langsung, hingga menemani tidurnya di setiap malam. Beruntungnya aku, saat jadwal imunisasi Bagas ada abinya yang rela ambil izin beberapa hari untuk menemani Bagas imunisasi bersama ibu. Selesai imunisasi itu pula aku khawatir kalau dia akan demam dan rewel tapi Bagas anak baik. Walau dia demam, rewel sedikit, tidak mengganggu Utinya tidur dan tetap nyenyak tidur di malam hari.
![]() |
ASIP yang disimpan di kulkas asrama |
Begitu banyak pertolongan Allah di saat-saat bingungnya aku sebagai ibu baru. Walau jarang bisa memberikan ASI secara langsung selama di asrama, aku bersyukur masih bisa memberi cinta kasihku lewat ASI yang kuperah selama di asrama. Semua jalan seolah terbuka demi cinta ibu ke anaknya. Di hari pertama aku masuk asrama, tentu tidak boleh mengendarai kendaraan pribadi. Juga tidak ada yang bisa mengantar karena nasib LDM (Long Distance Marriage) dengan suami. Jadi, aku memutuskan untuk naik ojek karena jarak rumah dengan asrama tidaklah terlalu jauh. Ojek inipun seolah tahu keresahan hatiku jadi dia menawarkan diri untuk antar jemputku kalau semisal ingin pulang sebentar dari asrama ke rumah. Akupun mengiyakan dan meminta nomor whatsapp-nya yang kemudian kukenal dengan nama Jamal. Ia yang menjadi pengantar ASIP bekuku yang semalaman kutitip di kulkas panitia, ke rumah setiap pagi menggunakan cooler bag. Kadang kalau tengah malam dan subuh memerah, sudah kusiapkan ice gel besar di kamar beserta tas ASI lainnya untuk menyimpan ASIP agar tidak perlu keluar kamar menggedor kamar panitia yang memiliki kulkas. Begitu seterusnya sampai latsar CPNS di bulan Oktober berakhir.
Dan Desember akhir merupakan hari yang dinanti. Penyerahan sertifikat kegiatan Latsar untuk seluruh peserta Latsar dari gelombang satu hingga gelombang empat. Penyerahan ini selalu tak luput dari sosok pakWalikota yang selalu hadir di tengah-tengah kami. Memberikan motivasi agar bisa menjadi ASN yang berintegritas, bertanggung jawab, dan disipilin.
18 November 2021
Part of My Life : Pemberkasan dan Pelantikan CPNS 2018
09 Januari 2019
'Perjuangan untuk mendapatkan NIP' begitulah celetuk salah satu teman CPNS saat melengkapi berkas di lantai 3 kantor walikota Prabumulih. Serentak kami tertawa seolah membenarkan apa yang beliau katakan. Untuk mendapatkan NIP, memang tak mudah. Ada tes CAT yang harus kami lewati dengan hasil tesnya yang tidak bisa dimanipulasi, melengkapi berkas di tahap pemberkasan yang berkasnya tidak sedikit, baru kemudian pelantikan.
Saat tahap pemberkasanpun, tidak serta merta mengumpulkannya dalam map lalu selesai. Ada panitia yang berjaga di sana yang bertugas untuk memeriksa kelengkapan berkas kita. Setiap berkas diperiksa satu per satu. Mulai dari ijazah yang mesti dilegalisir dari SD sampai pendidikan terakhir, pejabat yang berwenang memberikan legalisir, Daftar Riwayat Hidup yang pengisian di kolom pendidikan juga mesti dibenahi, SKCK, Surat Keterangan Sehat, Surat Lamaran, Surat Pernyataan, dan lain sebagainya. Sampai-sampai semua berkasku selesai dan diterima saat jam menunjukkan pukul dua siang. Padahal kami sudah sampai di sana pukul 9 pagi.
Saat itu, aku dan suami menaiki motor Scoopyku yang sengaja kami bawa dari Sekayu menuju Palembang, kemudian esok paginya lanjut ke Prabumulih. Ya, dengan menaiki motor, kami tempuh bersama jalan panjang menuju Prabumulih. Melawan debu dan asap polusi dari mobil-mobil serta truk yang silih berganti kami lewati dan melewati kami. Dua jam perjalanan kami tempuh, begitupula saat pulang ke Palembang.
![]() |
Gambar 1. Saat diabadikan oleh suami dalam sebuah foto |
![]() |
Gambar 3. Status di Instagram saat selesai pemberkasan |
![]() |
Gambar 4. Foto bersama bapak Walikota dan Wakil Walikota Prabumulih |
13 November 2021
Part of My Life : Lolos Tes CPNS Tahun 2018 part 2
Lolos passing grade di tahap SKD membuatku sedikit lega karena bisa satu langkah lebih maju dari teman-teman yang lain. Tapi bukan berarti aku berpuas diri karena sainganku mungkin bisa memiliki skor yang lebih tinggi dariku. Kalau tidak hati-hati, aku bisa tergeser dari perangkingan untuk lanjut ke SKB.
Instansi yang kupilih adalah RSUD Kota Prabumulih, membuka formasi bagi 2 pelamar untuk bidang Nutrisionis Terampil. Untuk bisa lanjut ke SKB, selain harus lolos passing grade di ketiga jenis tes dasar (TWK, TIU, dan TKP), harus bisa masuk dalam perangkingan. Maksudnya? Kalau formasi yang dibutuhkan sebanyak dua orang, otomatis yang bisa lanjut ke tahap SKB adalah enam orang (formasi yang dibutuhkan dikali tiga). Keenam orang yang lolos tes SKD akan diurutkan berdasarkan skor akhir SKD. Semakin besar formasi yang diperlukan, semakin besar pula kessempatan untuk massuk ke perangkingan dan lanjut ke SKB. Begitu pula sebaliknya.
![]() |
Gambar 1. Nilai SKD |
Di dalam tabel di atas, hanya ada 5 orang yang lanjut ke SKB karena 5 orang tersebut yang lolos passing grade. Dan aku berada di posisi nomor 4. Mesti bekerja keras menjawab soal-soal di tes SKB agar bisa naik ke posisi nomor dua. Nilai yang kami peroleh pun rapat-rapat jadi sangat besar kesempatan untuk bisa menyalip lawan karena nilai SKB cukup besar, diberi bobot 60%.
10 Desember 2018 Pukul 14:30 wib s/d 16:00 wib
Hari tes SKB pun tiba. Lokasi tes SKB kali ini bertempat di Gedung Atyasa Palembang, lebih dekat dengan rumah bibi yang tinggal di Pakjo. Seperti biasa, aku diantar oleh suamiku. Kali ini tidak menggunakan jasa ojek online lagi melainkan menggunakan motor punya Maman, anak bibi. Setelah diparkir di tempat khusus parkir motor, aku dan suamiku beranjak menuju ke lokasi ujian. Agar tak salah arah dan ruangan, aku menanyakan lokasi ujian ke salah seorang peserta yang sepertinya sudah selesai melaksanakan ujian dan akan pulang. Beliaupun mengarahkan kami. Setelah berterima kasih, kamipun langsung menuju ke ruangan yang sudah ditunjuk kakak perempuan berhijab itu. Di sana, sudah banyak para peserta berpakaian hitam putih tengah duduk menunggu giliran absensi dan pemeriksaan. Masih tampak juga orang-orang yang berpakaian bebas yang tidak lain untuk mengantarkan keluarga mereka mengikuti tes SKB.
Saat yang dinantipun tiba. Para peserta tes dipersilakan masuk ke dalam gedung melalui pintu masuk yang sudah dijaga oleh panitia. Tinggal keluarga yang mengantarkan peserta saja yang duduk di sana sambil memperhatikan live score di televisi yang sudah disediakan. Selama aku mengikuti tes, aku belum pernah terpaku menatap layar itu. Begitupun suamiku. Mungkin tak nampak jika dilihat dari kejauhan karena keluarga dari peserta lain sudah stand by duduk di posisi paling dekat dengan layar.
Saat memasuki gedung, kami masih disuruh menunggu di ruangan terpisah. Tak kuingat berapa lama kami menunggu di ruangan yang hanya berisikan kursi dan meja panjang itu yang pasti cukup lama sampai-sampai aku mengantuk. Aku yang lagi-lagi tidak menemukan orang yang kukenal, hanya bisa melihat-lihat sekitar. Sesekali diajak ngobrol oleh peserta perempuan yang duduk di sebelahku. Dia adalah peserta satu-satunya yang lolos tes SKD di formasi yang ia pilih karena lawannya tidak lulus passing grade. Wah, tes SKB kali ini hanya formalitas untuknya. Beruntung juga, pikirku. Kalau mau diadu, tentu nasibku masih belum pasti. Masih terombang-ambing dengan pertanyaan-pertanyaan, 'Siapakah dua orang yang akan mendapatkan formasi itu?', 'Berapa ya nilai yang didapatkan lawan? Lebih besar dariku atau lebih kecil dariku?'. Sekelumit pertanyaan itu coba kutepis agar tidak membuat otakku menjadi beku. Setidaknya aku sudah berusaha, hiburku dalam hati. Tinggal nanti hasilnya kembali ke rejekiku atau tidak.
Tak terasa terdengar suara hujan dari luar gedung. Saking derasnya hujan, suaranya bisa menembus ke dalam gedung. Padahal tadi siang saat kami berangkat cuaca sedang teriknya. Hujan deras yang terdengar itu mengiringi kami menuju ruang tes. Masih dengan suasana ruangan yang lengkap dengan komputer dan meja panjangnya. Aku duduk bersebelahan dengan orang yang lagi-lagi tidak aku kenal. Hanya menyapanya dengan senyuman, kemudian mulai mengerjakan soal setelah diberi aba-aba oleh panitia.
Pertanyaan-pertanyaan yang kudapat lumayan mudah karena berkaitan dengan pendidikan terakhir, kesehatan umum, dan pekerjaan yang aku lamar. Karena aku melamar di rumah sakit, tentu pertanyaan yang kudapat berkaitan dengan tugas nutrisionis di rumah sakit, kasus pasien dengan penyakit khusus, diet yang digunakan, jumlah kebutuhan kalori yang menggunakan rumus perhitungan kalori Harris benedict, jumlah kebutuhan cairan, dan lain sebagainya. Kalau pertanyaan kesehatan umum, aku mendapatkan pertanyaan seputar KB, narkoba, UU tentang aborsi, nawacita presiden, SDG's, MDG's, dan lain sebagainya.
Tak terasa 1 jam 30 menit berlalu. Itu artinya tes sudah harus diakhiri dan terlihat skor akhir berapa di layar. Sayangnya aku tak ingat betul berapa angka yang kudapat saat itu tapi yang kutahu nilainya 300-an ke atas. Setidaknya aku merasa lega dan senang karena bisa melewati hari itu dengan baik. Semoga kabar dengan hasil yang diharapkanpun segera tiba.
31 Desember 2018
Setelah melalui kegalauan yang cukup lama karena pengumuman akhir untuk wilayah kota Prabumulih belum kunjung diumumkan, akhirnya malam itu di-release juga. Berkali-kali refresh halaman website agar cepat mendapatkan hasil. Kegalauan itu muncul setelah sebagian besar kota di wilayah Sumatera Selatan sudah mengumumkan hasil akhir tes CPNS 2018 dan beberapa kota memberikan nilai tambahan bagi putra putri daerah. Wajar kan kalau aku galau karena aku peserta yang bukan berasal asli dari kota Prabumulih. Sedangkan nilai aku dengan lawanku tak begitu jauh. Do'a yang selalu aku semogakan setiap waktu adalah agar sistem putera-puteri daerah itu tidak berlaku di kota yang kupilih ini.
Dan Alhamdulillah... Aku lulus. Aku bisa mendapatkan salah satu formasi itu. Akhirnya bisa menjadi bagian dari Aparatur Sipil Negara yang dipercaya untuk bisa mengabdikan diri di kota Prabumulih. New life story begin.
Dan satu kegalauan lagi. Aku dan suami mesti menjalani kehidupan Long Distance Marriage. Sedih sih, tapi sudah keputusan kami berdua. Sudah menjadi jalan kami untuk belajar mengatur emosi dan rindu sambil berharap akan dibukakan jalan ke depannya untuk kami bisa bersatu lagi. Entah aku yang akan pindah dari Prabumulih ke Sekayu setelah selesai sekian tahun, atau ia yang juga mengikuti jejakku menjadi ASN di sini.
Part of My Life : Lolos Tes CPNS Tahun 2018 part 1
Lumayan lama rasanya mengumpulkan niat untuk menuangkan memori yang ada di kepala menjadi sebuah tulisan yang bisa dibaca dan dinikmati setiap waktu. Walau terkadang cerita hidup seseorang tak begitu penting dan tidak terlalu diminati untuk dibaca, tapi yakinlah ia hanya ingin sekedar meringankan kepalanya dari cerita-cerita yang menumpuk. Sekaligus memperkerjakan otaknya untuk terus bekerja.
Kali ini, aku akan bercerita tentang perjuanganku untuk lolos tes CPNS di tahun 2018. Ya, kuajak teman-teman yang membaca ini kembali ke 3 tahun silam dimana kala itu tes CPNS sedang dibuka besar-besaran untuk daerah dan provinsi setelah di tahun 2017 seleksi CPNS dibuka hanya untuk instansi kementerian. Semangat menulis cerita yang sudah hampir terlupakan perjuangannya ini kembali mencuat saat orang tercinta a.k.a suami sedang berjuang di tes seleksi CPNS untuk ketiga kalinya. Waktu yang pas untuk menulis kembali cerita tentang perjuangan merebutkan kursi formasi CPNS di tahun 2018 silam. Bulan yang sama, hanya saja tahun dan kondisi yang berbeda. Kondisi dimana pandemi masih mengawasi dari kejauhan dan menyerang siapa saja yang lengah.
Kembali ke ceritaku. Setiap orang kala itu antusias mengikuti dan mempersiapkan euforia tes seleksi CPNS, termasuk diriku. Tahun itu adalah tahun pertama kalinya aku mengikuti tes seleksi dan entah kenapa aku dituntun untuk memilih kota Prabumulih sebagai tujuanku mengabdikan diri dan ilmuku. Berhari-hari kucoba mempelajari soal demi soal, mulai dari download-pasang-hapus aplikasi soal SKD yang banyak disajikan di Playstore, men-download soal-soal CPNS yang seliweran di internet, hingga nawaitu dengan sengaja aku membeli buku tes CPNS yang ketebalannya mencapai 500 halaman. Semua itu kulakukan hanya untuk mengukur diri sebatas mana aku bisa lolos tes CPNS. Bisakah mengimbangi nilai ketiganya, TWK, TIU, dan TKP agar bisa lulus passing grade semua? Seru bukan? Sesuai dengan slogan BKN kala itu, "ASN kini memang beda".
Keseruan seleksi tahun 2018 kala itu ditambah dengan cerita dari teman-teman seangkatan dan sekantor yang sudah mengikuti tes. Ada yang lolos dengan nilai yang pas dengan nilai ambang batas atau passing grade, ada juga yang lolos di TWK dan TIU tapi kurang di TKP alias gugurlah ia di tahap SKD. Tak hanya satu atau dua orang yang mengatakan kalau soal-soal TKP sangat susah. Ada yang mengatakan jawabannya tidak ada yang salah, hanya saja mesti memilih di antara kelima pilihan mana yang terbaik. Skor TKP itu bernilai 1 sampai 5, tak ada yang 0. Pilihan jawabannya abu-abu, tidak ada yang benar-benar hitam atau benar-benar putih. Semua tergantung bagaimana sisi idealis kita membantu menjawabnya.
10 November 2018, pukul 16:30 wib s/d 18:00 wib
Aku mendapatkan sesi kelima hari itu, dimana sesi kelima adalah sesi terakhir untuk mengikuti tes CPNS reg kota Prabumulih. Bertempat di Dining Hall, JSC Palembang. Karena aku dan suamiku berpergian dari Sekayu dengan menaiki travel dan menginap di rumah bibi di Pakjo, jadi kami menuju ke tempat tes menggunakan jasa Gojek agar tidak kena macet dan bisa sampai ke tempat tes tepat waktu.
Sepanjang perjalanan, tak lepas mataku dari pemandangan jalan yang juga diramaikan oleh manusia-manusia yang menggunakan pakaian hitam putih. Mereka sama sepertiku. Sama-sama berjuang untuk bisa lolos seleksi CPNS. Lautan manusia semakin nampak saat aku memasuki kawan JSC Palembang. Ada juga lapak-lapak kecil milik pedagang kecil ikut meramaikan tes seleksi itu. Menjadi berkah juga buat mereka mencari nafkah.
Gerbang besi yang kokoh di dalam kawasan JSC itu menjadi pembatas antara aku dan suami karena keluarga dan yang mengantar peserta seleksi tidak boleh ikut masuk. Aku berjalan seorang diri menuju tenda. Tak ada yang kukenal sore itu. Wajah-wajah yang bernaung di bawah tenda menunggu antrean verifikasi nomor nampak asing bagiku. Kalaupun ada kakak tingkat dan adik tingkat Gizi, pasti aku tahu tapi nyatanya tidak ada. Bahkan aku tak ada teman mengobrol. Handphone-ku kutitipkan ke suamiku beserta tasnya. Hanya KTP dan selembar kartu ujian yang kubawa masuk.
Perlahan antrean panjang itu kian menyusut. Kami sebagai peserta di sesi terakhir semakin mendekati pintu masuk ruangan tes. Tampak panitia yang berjaga melakukan pemeriksaan berlapis. Segala pemeriksaan dilakukan menggunakan metal detector. Bagi kami peserta yang berhijab, telinga kami diraba guna mengetahui apakah kami menggunakan anting atau ada headset yang menyumpal telinga.
Saat melewati pintu masuk, aku takjub melihat ruangan yang super besar itu diisi oleh komputer-komputer yang begitu banyaknya. Sebelum menuju ke meja ujian, kami diperiksa lagi oleh panitia-panitia yang bertugas di dalam ruangan. Mereka memeriksa kertas yang kami bawa, menuliskan PIN agar bisa mengakses komputer, dan melihat KTP untuk memastikan wajah yang ada di KTP sama dengan wajah yang nyata di hadapan panitia itu. Sesekali bertanya kenapa memilih Prabumulih sedangkan daerahku juga membuka penerimaan CPNS yang tak kalah banyaknya.
Setelah itu, kami diarahkan oleh panitia untuk mengisi tempat duduk yang kosong. Aku mengikuti apa yang ditunjukkan oleh panitia, tidak nego dan tidak meminta untuk duduk dimana yang aku mau karena kupikir semua komputer sama saja, tempat duduk juga sama, bahkan kesejukan ruangan juga merata karena hembusan AC di dalam ruangan itu sangat besar. Di atas meja di depan layar komputer sudah disediakan beberapa lembar kertas buram dan pensil. Setelah semua peserta sudah dapat tempat duduk dan dipastikan komputer yang di hadapan mereka berfungsi, panitia seleksi mengajak seluruh peserta berdoa agar diberi kelancaran dalam menjawab soal. Serentak semua peserta menjadi diam dalam khidmat dan menundukkan kepala. Mengharapkan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa di kala menjawab soal demi soal.
Tes pun dimulai. Dengan dimasukkannya PIN ke kolom yang tersedia, waktu yang ada dilayar komputerpun berjalan. Aku memulai dengan mengerjakan soal TWK terlebih dahulu. Soal TWK yang kudapat beragam. Keterkaitan sila-sila yang ada di Pancasila dengan soal cerita, nama tokoh PPPKI, tentang amandemen. Tak ada satupun soal tentang pasal yang aku dapatkan juga tak ada tanggal-tanggal persitiwa. Sungguh beragam soalnya dari soal yang temanku dapatkan. Lanjut ke TIU. Soal yang kudapatkan berisikan tentang deret angka yang angkanya bernilai ratusan (monangis), logika, figural, dan bangun ruang yang sisi-sisinya bernilai akar. Subhanallah banget ya soal yang aku dapatkan! Dan terakhir baru kukerjakan soal TKP. Saat melihat soal TKP, aku membenarkan apa yang dikatakan oleh teman-temanku yang sudah selesai mengikuti tes seleksi. Ternyata sesusah dan seidealis itu soalnya. Tapi aku tetap mengerjakan dengan lancar hingga bisa menyisakan waktu 30 menit untuk mengecek kembali soal-soal yang belum terjawab. Bahkan saking gabutnya, masih tersisa 10 menit. 10 menit terakhir itu aku mencoba mengerjakan ulang soal-soal yang sudah kujawab semua. Ada yang tetap dengan jawaban awal, ada yang salah dan kuberikan jawaban yang kuyakini benar, ada juga yang kutinggalkan dengan keraguan.
Pada akhirnya, waktu habis dan layar komputer menghentikan sendiri aktivitasnya. Dan alhamdulillah. Hasilnya aku lolos. Terharu adalah jalan ninjaku. Kutulis nilai yang kudapatkan di atas secarik kertas buram. Pensil itu dikembalikan ke panitia dan kertas buram dimasukkan ke dalam karung yang sudah disediakan.
![]() |
Gambar 1. Nilai TWK, TIU, TKP (Masih tersimpan di belakang casing HP-ku) |
Keluar dari ruangan, tak terasa hari sudah gelap. Aku tak sempat melihat ke komputer yang menyiarkan live score di bawah tenda. Aku langsung menuju ke pagar depan dan mencari suamiku. Di saat raganya tampak, aku langsung memeluknya. Berharap esok ia bisa lolos tes CPNS tahap pertama juga sepertiku.