7 Mei 2020



Akhir Oktober 2019 lalu, dua garis merah muncul di test pack yang ke sekianku setelah beberapa kali mencoba selama satu tahun menikah. Walau samar, aku yakin kalau kala itu aku akan menghadapi hal terbesar di dalam hidupku. Tidak ada pasangan yang tidak bahagia jika dipercaya oleh Tuhan untuk dititipkan-Nya sebuah anugerah terindah. Apalagi jika anugerah itu telah dinanti-nanti.

Picture 1. Test Pack ke-sekianku

Berbulan-bulan aku jalani masa kehamilan yang memberiku begitu banyak pelajaran dan nikmatnya. Mulai dari mual muntah hebat di 3 bulan awal kehamilan hingga peningkatan nafsu makan yang tak bisa dicegah di trimester kedua dan ketiga. Kehamilan inipun menjadi kehamilan yang penuh akan perjuangan karena aku dan suamiku harus terpisah jarak. Kupikir hamil dalam hubungan jarak jauh dengan suami merupakan kondisi yang cukup menyedihkan karena di saat tiba-tiba mengidam sesuatu mesti memenuhinya sendiri. Di saat kaki terasa pegal, mesti dipijat sendiri. Tapi ternyata, ada satu kondisi yang tak pernah terduga akan terjadi di masa kehamilanku ini: Wabah Covid-19.

Di awal kemunculannya yang sempat menghebohkan dunia, aku selalu berdoa agar ia tak sempat bertamu di Indonesia. Namun tak lama, muncul berita tentang penderita yang positif di Indonesia. Ia tak hanya bertamu namun juga menginap di beberapa jiwa yang ia ingini. Semakin lama semakin banyak. Semakin lama semakin tak terkendali. Lama kelamaan sampailah ia di kotaku. Tak pernah aku duga jika kotaku menjadi kota pertama sebagai penyumbang penderita di Sumatera Selatan. Bukan hanya aku, tapi keluargaku juga panik dan menyuruhku untuk balik kampung. Tapi, pekerjaan berstatus ASN tak bisa dilepaskan begitu saja karena aku telah terikat dinas di kota ini sampai batas waktu yang tak terbantahkan di atas materai. Aku hanya bisa meyakinkan keluargaku kalau aku akan baik-baik saja di sini, walau sebenarnya akupun kepikiran akan situasi ini. Bukan hanya memikirkan tentang aku, namun juga kandunganku.

Picture 2. Long Distance Marriage Life

Kepanikan itu terus memuncak karena penderita positif yang berasal dari kotaku ternyata tembus sampai angka 12 orang. Dengan demikian, kotaku menjadi kota dengan status red zone. Kondisi yang seperti ini semakin membuatku terpukul karena mau tidak mau harus terpisah begitu lamanya dengan keluarga, khususnya suami. Yang biasanya selalu menjengukku di hari Sabtu dan Minggu, sekarang tak lagi karena perbatasan wilayah sudah dijaga cukup ketat. Pilihannya hanyalah tetap pergi ke kotaku atau tidak mengunjungiku dulu beberapa waktu. Jika ia memaksakan diri untuk pergi ke kotaku, sekembalinya suamiku ke kampung halaman, ia harus diisolasi mandiri. Itupun kalau ia dalam keadaan yang sehat. Bagaimana jika ia pulang ke kampung halaman tapi membawa virus bersamanya? Tak ada yang tahu karena sekarang sudah muncul istilah baru yaitu Orang Tanpa Gejala alias OTG. Daripada ia harus mengorbankan kedua orang tua yang berisiko, juga bisa menularkannya ke keponakan yang masih kecil, lebih baik ia tak mengunjungiku untuk beberapa bulan sampai aku mengajukan cuti melahirkan. 

Bagaimana Agar Tetap Memiliki Jiwa yang Kuat dan Selalu Terisi Rasa Bahagia?
Bersikap biasa saja di situasi yang sebenarnya memberikan kepanikan tersendiri adalah berat dan mustahil untuk dilakukan. Ditambah lagi beberapa teman kerja sudah menampakkan kepanikannya yang sebenarnya akupun latah untuk ikut-ikutan panik. Namun, karena namanya sang anugerah Tuhan, si kecil di dalam perut selalu menunjukkan responnya agar aku tak lupa kalau aku tak sendiri menghadapi ini. Ada ia yang tengah tumbuh dan ingin berkembang dalam kondisiku yang baik-baik saja. Mungkin dia akan berbisik seperti ini,







Picture 3. Batasi Membaca Berita Hoax

Ini mungkin bisa dibilang sebagai langkah pertama sekali yang aku ambil. Sejak kota yang aku tinggali ditemukan kasus positif pertamanya, banyak sekali berita yang diragukan kebenarannya tersebar dimana-mana. Dimulai dari identitas pasien, kronologi kejadian yang diklaim resmi dari pihak kepolisian, hingga deret nama-nama yang menjadi ODP alias Orang Dalam Pemantauan karena sempat kontak langsung dengan penderita.

Aku yang memang terbiasa tidak peduli dengan sesuatu yang belum jelas kejadiannya, sudah mengambil langkah cuek terlebih dahulu. Di saat tetangga-tetangga mulai menanyakan kejelasan dari informasi yang diterima, aku hanya berusaha menepis segala kekhawatiran mereka. Aku tahu mereka takut, begitupun aku karena aku bekerja di tempat penderita dirawat.

Semenjak mengabaikan berita Covid-19 yang selalu meramaikan isi smartphone-ku, aku merasa lebih baik. Bahkan fokusku jadi teralihkan. Aku mengalihkannya dengan melihat-lihat toko online yang menjual peralatan dan perlengkapan bayi, seperti bajunya yang lucu-lucu, alat mandinya, toiletries-nya, tempat tidurnya, dan lain sebagainya. Tak kusangka melihat-lihat perlengkapan bayi seperti ini bisa menjadi Self Healing tersendiri buatku.




Picture 4. Menggambar dan mewarnai untuk kesehatan jiwa

Setiap orang pasti punya hobinya tersendiri. Termasuk aku yang suka sekali menggambar dan mewarnai walau sudah menjadi seorang istri. Syukurnya, suamiku tak melarangku untuk melakukan hobi ini. Walau kegiatan ini sering dicap sebagai kegiatan anak kecil, tapi hey come on! Kalian yang bilang hobi ini tidak ada gunanya, menggambar dan mewarnai memiliki manfaat yang luar biasa untuk kita, yaitu :

membantu amigdala, area otak yang mengontrol emosi ketika kita sedang tertekan untuk menjadi lebih rileks. Kita hanya fokus pada aktivitas kreatif yang tidak menuntut. Tidak adanya tekanan ketika mewarnai membuat kita jadi lebih rileks, dapat berpikir jernih, dan mendorong pikiran-pikiran positif.



Picture 5. Nonton Drama

Karena seringnya berada di rumah dibandingkan bekerja, berlama-lama menatap layar smartphone akan menjadi hal yang sering dilakukan. Kadang bosan melihat layar yang isinya itu-itu saja. Alternatif lainnya agar kuota tidak habis menguap entah kemana hanya karena tarik ulur layar smartphone adalah dengan menonton film bagus di aplikasi menonton. Pilih film yang punya rekomendasi bagus dari banyak orang tapi jangan lupa untuk disesuaikan dengan genre favorit kita. Kita hobinya komedi tapi direkomendasikan oleh teman film horor, sebagus apapun ya tetap tidak akan membuat rileks pikiran kita.



Picture 6. Ilustrasi Makanan Gizi Seimbang

Nah, setelah mencoba menenangkan jiwa dari segi psikologis, sekarang saatnya mencoba mengundang rasa bahagia melalui makanan yang kita makan. Makanan yang dianjurkan adalah makanan yang bergizi seimbang alias lengkap seperti ada nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah. Makanan yang bergizi seimbang jangan selalu diasumsikan sebagai makanan yang mewah dan berharga mahal. Menu gizi seimbang bisa kita buat sendiri menggunakan bahan makanan sehari-hari. Mau kita dalam kondisi sakit, sehat, bahkan hamil sekalipun sepertiku, makanan bergizi seimbang adalah sebuah keharusan.



Picture 7. Peralatan untuk perawatan sendiri di rumah

Walaupun di rumah saja, bukan berarti kulit kita tidak membutuhkan perawatan. Dia tetap akan berontak dengan menunjukan gejala-gejala alamnya seperti kulit kering, kusam, dan terkelupas. Apalagi kalau bagian telapak tangan kita sering kita beri sabun cuci tangan dan hand sanitizer. Kandungan alkohol di dalam hand sanitizer membikin kulit menjadi kering. Kalau tidak rutin mengoleskan pelembab, akan membuatnya terkelupas, iritasi, dan sensitif. Jangan lupa juga untuk men-scrub anggota tubuh untuk membantu mengangkat sel kulit mati. Bukan soal tidak main keluar rumah dan tidak terpapar polusi jadi tidak melakukan scrub tubuh. Bagaimanapun, kulit kita akan terus beregenerasi dan scrub tubuh akan sangat membantu tubuh kita memiliki kulit yang kenyal dan lembab.

Picture 8. Emeron Complete Hair Care Soft Smooth

Dan biarpun tidak melakukan perawatan ke salon, kita harus tetap merawat rambut kita dengan rangkaian perawatan rambut lengkap dari Emeron Complete Hair Care. Kalau sedang kondisi hamil seperti ini, produksi keringat akan meningkat pastinya dan rambut juga akan terkena dampaknya seperti ketombe basah, rambut kering, dan rambut kusut karena terlalu sering rebahan. Agar rambutku tetap lembut dan wangi, aku pakai Emeron Complete Hair Care yang Emeron Soft Smooth Sun Flower. Tak hanya menggunakan shampo, aku juga melengkapinya dengan Conditioner dan Vitamin Rambut.

Picture 9. Dengarkan Rambutmu, Dengarkan Hatimu
Jika teman-teman kesulitan menemukan rangkaian lengkapnya di toko kosmetik terdekat, Emeron Complete Hair Care juga bisa kita pesan melalui e-commerce resminya : Wings Oficial Shop di Shopee. Banyak kemudahan yang diberikan meski sedang diserang wabah Covid-19. Semua dilakukan asal rambut tetap sehat, kuat, dan wangi.


Picture 10. Riwayat belanja di Wings Oficial Shop Shopee

Merawat rambut sebaik mungkin, salah satunya menggunakan rangkaian Emeron Hair Complete Care merupakan salah satu bentuk tanda syukur kita atas nikmat-Nya. Dengan rambut yang sehat, wangi, halus, dan mudah diatur bisa membantu kita menjadi lebih  tenang walau seharian sudah diterpa pertanyaan dan pernyataan yang simpang siur tentang Covid-19. Memang berat berada di lingkungan yang sudah termasuk Red Zone karena masyarakat akan bersikap lebih curiga antar sesama bahkan akan jauh lebih panik. Bersama Emeron Hair Complete Care Soft and Smooth, hatiku  jadi lebih tenang, perasaan kacau tidak karuan sementara menghilang ketika mencium aromanya yang wangi dan menyegarkan. Tak hanya itu, rambut halus dan lembut juga bisa mengurangi beban di kepalaku. Pikiran segar dan aku jadi lebih fokus mengerjakan pekerjaan di rumah.

Dan di bawah ini, aku buat secara ringkas review aku tentang Emeron Complete Hair Care Soft and Smooth selama aku menggunakannya. Teman-teman juga bisa memakai Emeron Complete Hair Care varian lainnya karena Emeron punya banyak pilihan yang disesuaikan dengan masalah rambut kita.

Picture 11. Kemasan

Picture 12. Tekstur Emeron Hair Complete Care Soft and Smooth

Picture 13. Penilaian bertabur bintang-bintang


*****

Yang dulunya terbiasa pergi kemana-mana, sekarang harus berhenti sejenak demi menyelamatkan diri sendiri dan orang lain. Yang dulunya jenuh karena terlalu sering bekerja, sekarang jenuh karena terlalu sering di rumah saja. Yang dulunya abai dengan kebersihan tangan, sekarang lebih rajin cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan apapun. Kehadirannya menggoreskan luka yang cukup dalam dan lama, baik bagi keluarga yang ditinggalkan maupun bagi mereka yang terkurung tak bisa pergi kemanapun hanya demi menyelamatkan yang terkasih. Inginku dan inginmu sama, semoga wabah ini segera berlalu.


#DiRumahAja #DengarkanHatimu


Sumber :
https://www.idntimes.com/life/inspiration/ina-suraga/mewarnai-juga-punya-manfaat-psikologis-c1c2/2

Khimar Biru . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates